Mahameru, adalah sebutan
terkenal dari puncak Gunung Semeru dengan ketinggian ± 3.676 meter
diatas permukaan laut (mdpl), menempatkan diri sebagai gunung tertinggi di
Pulau Jawa. Gunung Semeru termasuk salah satu dari gunung berapi yang masih
aktif di Jawa Timur, terletak diantara wilayah Administrasi Kabupaten Malang
dan Lumajang dengan posisi geografis antara 7°51’ - 8°11’ Lintang Selatan,
112°47’ - 113°10’ Bujur Timur.
Puncak Gunung
Semeru (Mahameru) dapat terlihat dengan jelas dari Kota Malang dan beberapa
tempat lainnya dengan bentuk kerucut yang sempurna, tapi pada kondisi yang
sebenarnya di puncak berbentuk kubah yang luas dengan medan beralun disetiap
tebingnya. Kawah Jonggring Saloko pada tahun 1913 dan tahun 1946 mendobrak tepi
kawah menyebabkan aliran lava kebagian selatan daerah Pasirian, Candipura dan Lumajang.
Gunung Semeru
adalah bagian termuda dari Pegunungan Jambangan tetapi telah berkembang menjadi
strato-vulkano luas yang terpisah. Aktivitas material vulkanik yang
dikeluarkannya berupa Letusan abu, lava blok tua dan bom lava muda, Material
lahar vulkanik bercampur dengan air hujan atau air sungai, Letusan bagian
kerucut yang menyebabkan longsoran, Pertumbuhan lambat/berangsur dari butiran
lava dan beberapa kali guguran lahar panas.
Formasi geologi
Gunung Semeru merupakan hasil gunung api kwarter muda, dengan jenis batuan
terdiri dari : abu pasir/ tuf dan vulkan intermedian sampai basis dengan
fisiografi vulkan serta asosiasi andosof kelabu dan regosol kelabu dengan bahan
induk abu/pasir dab tuf intermedian sampai basis. Bentuk struktur geologi menghasilkan
batuan yang tidak padat dan tidak kuat ikatan butirannya, mudah tererosi
dimusim penghujan.
Jenis tanahnya
adalah regosol, merupakan segabungan tanah dengan sedikit perkembangan profil
dengan sedikit perkembangan profil dengan solum dangkal, tipis pada bahan induk
kukuh. Pada umumnya ditempat tinggi lainnya, daerah sepanjang route perjalanan
dari mulai Ranu Pane (2.200 m dpl) sampai Puncak Semeru mempunyai suhu relatif
dingin. Suhu rata-rata berkisar antara 30C–80C pada malam dan dini hari,
sedangkan pada siang hari berkisar antara 00C–120C kadang-kadang pada beberapa
daerah terjadi hujan es yang terjadi pada saat perubahan musim hujan ke musim
kemarau dan sebaliknya.
Dinginnya suhu
disepanjang route perjalanan ini bukan semata-mata disebabkan oleh udara diam
tetapi didukung oleh kencangnya angin yang berhembus ke daerah ini menjadi
udara semakin dingin. Berdasarkan topografi kawasan secara makro, pada tiupan
angin membentuk pola yang tidak menentu dalam arti dominasi arah angin sulit
ditentukan selalu berubah-ubah. Bentuk topografi yang dilingkari oleh tebing
tinggi sekitar 200-500 meter sebenarnya memungkin dapat menahan arus kecepatan
angin, tetapi karena banyak celah/lorong tebing tersebut, maka arus angin tidak
tertahan bahkan melaju dengan kecepatan yang lebih cepat.
Topografi dan Iklim
Bentuk topografi
yang berupa cekungan sering terjadi angin siklus. Angin yang bertiup dikawasan
ini berkaitan erat dengan pola angin disekitarnya, yaitu Angin tenggara atau
angin Gending, Angin timur laut dan Angin barat laut.
Kecepatan angin
yang terjadi cukup kuat antara 8–30 knots, dimana saat musim angin kencang
banyak dijumpai pohon tumbang. Angin ini bertiup antara bulan Desember –
Pebruari, dan untuk mencegah bahaya disarankan agar wisatawan/pengunjung tidak
melakukan pendakian ke gunung semeru.
Merupakan hal yang
biasa bila terjadi kabut sepanjang route perjalanan pendakian pada pagi hari
dan sore hari sampai malam hari. Didaerah Ranu Kumbolo dan Kalimati sebagai
tempat untuk menginap/bermalam selalu ditutupi kabul yang tebal.
Keberadaan kabut
yang terjadi didua tempat tersebut selain dinginnya suhu udara (proses
kondensasi udara), juga angin yang bertiup didaerah tersebut sambil membawa
kabut. Khusus di daerah Ranu Kumbolo dengan adanya danau yang cukup luas
menjadi pendukung pembentukan kabut karena proses penguapan air danau.
Secara umum
keadaan iklim di wilayah gunung Semeru dan sekitarnya termasuk type iklim B
(Schmidt & Ferguson) dengan curah hujan antara 927 mm – 5.498 mm pertahun
dan hari hujan 136 hari/tahun. Musim hujan jatuh sekitar bulan Nopember–April.
Suhu udara di puncak Gunung Semeru pada bulan – bulan tersebut berkisar antara
2 derajat celcius – 4 derajat celcius.
Vegetasi dan Keanekaragaman Hayati
Vegetasi yang
berada di wilayah Gunung Semeru dan sekitarnya yang termasuk dalam Zona Sub
Alfin di dominir oleh jenis pohon Cemara Gunung (Casuarina Junghuhniana),
Jumuju (Podocarpus sp), Mentigi (Vacinium varingifolium),
Kemplangdingan (Albazialophanta) dan Akasia(Accasia decurrens).
Sedangkan untuk tumbuhan
bawah didominasi oleh Alang – alang (Imperata Cylindrica), Kirinyuh (Euphatorium
odoratum), Tembelekan (Lantana camara), Harendong (Melastomo
malabathicum) dan Edelwiss putih (Anaphalis javanica). Pada lereng –
lereng yang curam menuju puncak Semeru sekitar Arcopodo dijumpai jenis
paku-pakuan seperti Gleichenia volubilis, Gleichenia longisulus dan beberapa
jenis anggrek endemik yang hidup di wilayah Semeru selatan.
Disekitar Gunung
Semeru pada ketinggian lebih dari 3.100 meter dari permukaan laut, kondisinya
merupakan batuan, pasir dan abu tanpa vegetsi sama sekali. Kehidupan fauna yang
terdapat di sekitar Gunung Semeru sangat terbatas, baik jumlah maupuan jenisnya
yang terdiri dari beberapa jenis burung, primata dan satwa liar lainnya, antara
lain Macan Kumbang (Panthera pardus), Kijang (Muntiacus muntjak),
Kancil (Tragulus Javanica) dan lain – lain. Di Ranu Kumbolo terdapat
Belibis (Anas superciliosa) yang masih hidup liar.
Rute Pendakian
Pada bulan-bulan
libur sekolah, pendakian menuju Gunung Semeru bakal rame. Ranu Kumbolo yang
menjadi favorit para pendaki dan sekaligus sebagai camp sementara untuk
istirahat sebelum menuju puncak akan berubah menjadi perkampungan baru para
pendaki dari berbagai penjuru. Untuk Menuju daerah awal pedakian kita bisa
mengunakan dua jalur yaitu dari arah Senduro – Lumajang dan Tumpang-Malang.
Jalur Senduro–Lumajang
Jalur ini relatif
sepi bagi pendakian karena belum begitu terkenal di kalangan pendaki, Akses transportasi
juga masih agak susah dijumpai untuk menuju ke Ranu Pani dari Senduro. Bila
kita melewati jalur sini kita bisa menikmati hutan hutan yang masih relatif
alami dan tempat persembahyangan agama hindu di Senduro yang merupakan pura
terbesar di Jawa. Dari Senduro ke Ranupani membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam
perjalanan bermotor. Dari setelah tiba di Ranupani perjalanan sama dengan jalur
Tumpang –Malang.
Jalur Tumpang - Malang
Pendakian dari
arah Malang merupakan jalur favorit karena ketersedian akses tranportasi dan
akomodasi yang mudah di dapat. Kota malang yang merupakan kota yang memiliki
banyak panorama alam yang indah serta tempat tujuan wisata yang mudah dicapai.
Kota yang dijuluki sebagai tempat belajar yang nyaman ini memungkinkan kita
berkunjung ke pencinta alam salah satu perguruan tinggi yang terdapat di kota
ini.
Dari Kota Malang
perjalanan di lanjutkan menuju ke Tumpang via Terminal Arjosari dengan Angkot
selama + 30 menit. Di Tumpang kita bisa langsung naik jeep dengan tarif
berkisar Rp.15.000 sampai 25.000,- atau Truk yang menuju ke Ranupani. Disini
kita bisa juga bermalam di tempat pemilik jeep bila kita kemalaman dan besoknya
melanjutkan perjalanan. Logistik bisa di dapat di sini serta sarana telepon
juga sudah banyak.
Dari Tumpang
perjalanan dilanjutkan ke Ranu pani dengan melewati Gubuklakah, yang merupakan
Desa penghasil apel lalu Ngadas, Tempat Suku tengger bermukim serta
Jemplang–Bantengan ( Disini pemandangan ke Gunung Bromo nampak bagaikan
hamparan permadani bila awal musin hujan mulai atau akan berahkir) . Perjalanan
Tumpang ke Ranu pani membutuhkan waktu sekitar 4–5 jam.
Ranu Pani (2000 m
dpl) adalah sebuah dusun terahkir perjalanan bermotor dengan luas 279 Ha.
Ditempat ini terdapat Pos Pemeriksaan Pendaki Gunung dan fasilitas yang ada
berupa Pondok Pendaki, Pondok Penelitian, Pusat Informasi dan Kantor Resort,
Wisma Cinta Alam, Wisma tamu dan Bangunan Pengelola.
Ditengah
perkampungan Ranu Pani terdapat Danau (Ranu) Pani yang merupakan kawasan wisata
yang mengasikan. Aktivitas memancing dan berjalan mengelilingi danau merupakan
pengalaman yang terkesan. Dari Ranu Pani bila kita berjalan menyusuri jalan
setapak lurus akan sampai di Ranu Regulo. (15 menit). Di Pos Ranu Pani kita
juga dapat melakukan proses perijinan tetapi lebih baik perijinan dari kantor
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jl. Raden Intan No. 6 Malang 65100 telp.
0341 – 491828.
Dari Ranu Pani
perjalanan dilanjutkan menyusuri jalan beraspal sepanjang ½ kilometer menuju
jalan setapak pendakian menuju ke Ranu Kumbolo (2.390 m dpl). Melewati tanah
pertanian daerah Watu Rejeng perjalanan menanjak di mulai. Disekitar perjalanan
jalan ada yang tertutup oleh pohon tumbang/roboh ke jalan sehingga sesekali
kita merayap di bawah tumbuhan rubuh. Nuansa perjalanan banyak dijumpai
penduduk yang mencari kayu bakar serta burung di sepanjang route perjalanan.
Jarak dari Ranu
Pani ke Watu Rejeng sekitar 5 Km dengan waktu temput 90 menit. Lalu untuk
sampai di Ranu Kumbolo membutuhkan waktu 90 menit dengan jarak 5 km. dan di
Ranu Kumbolo kita bisa bermalam. Total Perjalanan dari Rani Pani Ke Ranu
Kumbolo 3–4 jam perjalanan dengan jarak sekitar 10 Km.
Ranu Kumbolo
(2.390 m dpl) merupakan lembah dan terdapat danau/ranu yang luasnya 12 ha.
Daerah ini tempat peristirahatan yang memiliki pemandangan dan ekosistem
dataran tinggi yang asli. Panorama alam di pagi hari akan lebih menakjubkan
berupa sinar matahari yang terbit dari celah – celah bukit menunjukan warna – warni
yang membuat di sekitar danau berwarna kemerah–merahan dan kekuningan, ditambah
uap air diatas danau seakan-akan keluar dari danau tersebut. Fasilitas yang
terdapat disini berupa Pondok Pendaki dan MCK untuk istirahat dan memasak serta
berkemah. Di daerah ini terdapat Prasasti peninggalan jaman purbakala dn diduga
merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit.
Dari Ranu Kumbolo
kita bisa menuju ke Pangonan Cilik yang merupakan sebuah nama untuk kawasan
padang rumput yang terletak di lembah Gunung Ayek-Ayek yang terletak tidak jauh
dari Ranu Kumbolo. Asal usul tersebut oleh masyarakat setempat dikarenakan
kawasan ini mirip dengan padang penggembalaan ternak (pangonan). Daya tarik
dari kawasan ini merupakan lapangan yang relatif datar ditengah-tengah kawasan yang
disekitarnya dengan konfigurasi berbukit-bukit gundul yang bercirikan rumput
sebagai type ekosistem asli, sehingga memberikan daya tarik tersendiri untuk
dikunjungi.
Setelah dari Ranu
Kumbolo perjalanan diteruskan ke Kalimati. Melewati Tanjakan Cinta, yang
merupakan tanjakan yang lumayan memeras tenaga dan diteruskan melewati Savana
Oro-oro ombo (30 menit). Daerah ini merupakan padang rumput luasnya + 100 Ha
berada pada sebuah lembah yang dikelilingi bukit–bukit gundul dengan tipe
ekosistem asli tumbuhan rumput, lokasinya berada dibagian atas tebing yang
bersatu mengelilingi Ranu Kumbolo. Padang rumput ini mirip sebuah mangkuk
dengan hamparan rumput yang berwarna kekuningan, kadang – kadang pada beberapa
tempat terendam air hujan.
Perjalanan
diteruskan ke Cemoro Kandang memerlukan waktu sekitar 3–4 jam perjalanan
pendakian dan diteruskan melewati Padang Rumput–Jambangan dan menuju ke
Kalimati. Di sini kita dapat bermalam dengan fasilitas Pondok pendaki dan
kebutuhan air untuk memesak dapat diambil dari Sumber Mani ( 15 Menit).
Perjalanan dari Ranu Kumbolo menuju Kalimati memerlukan waktu sekitas 4-5 jam
perjalanan pendakian.
Setelah dari
Kalimati kita menuju ke Arcopodo (2-3 jam). Arcopodo merupakan daerah yang
berada dilereng puncak Gunung Semeru dan dapat digunakan untuk mendirika tenda
gumn mencapai puncak Mahameru. Pagi hari setelah bermalam dari Kalimati atau
Arcopodo perjalanana pendakian kita lanjutkan menuju ke puncak Jonggring Saloko
dengan melewati tanah berpasir dengan kemiringan hampir 60 – 70 derajat.
Diperlukan kewaspadaan khusus dalam melewati medan ini karena banyak batu –
batu yang longsor oleh angin atau pendaki di atas kita. Perjalanan Arcopodo ke
Puncak membutuhkan waktu 3-4 jam perjalanan pendakian.
Puncak Mahameru
atau Puncak Jonggring Saloko memiliki keunikan pada setiap 10 – 15 menit sekali
menyemburkan abu dan batuan vulkanik yang didahului semburan asa berwarna hitam
kelam membumbung tinggi ke angkasa raya seakan – akan menyelimuti seluruh
puncak. Suhu di puncak Mahameru kadang–kadang 0–4 derajat celcius yang disertai
kabut yang tebal dan badai angin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar